WELCOME TO MY BLOG !!!

THANKS for visitting My blog..enjoy & Useful.. !!!

Sabtu, 19 Mei 2012

There is a Will There is a Way

-->
Bermimpilah setinggi mungkin..maka tuhan akan mewujudkan mimpi mu setinggi itu pula !!
There is a will there is a way !!
Orang bisa kenapa kita tidak ???
Itulah beberapa kutipan motivasi dari Pak guru yang diperoleh Tria di sekolah tadi.
beberapa kali Tria membuka buku catatannya yang telah disisi kata-kata motivasi.

“kata pak Haris mimpi itu harus diwujudi..terus kita harus sukses ngelebihi orang tua kita..kalo orang tua kita petani minimal kita harus jadi juragan padi atau lebih bagus lagi jadi insinyur pertanian “
terniang Tria teringat nasehat Pak guru di sekolahnya tadi.

Tria menggeliat. Kok asin. Ak Adi nakal nyumpalin mulut Tria dengan garam.
“ Bangun!!! Bangun penyuuuu…penyungkan !!! Ak Adi bertambah jahil melihat wajah kesal Tria. Menggoyang-goyang badan Tria sambil tertawa terbahak-bahak.
“ MAAAAK…Ak Adi ini nah nakal “Tria berteriak mengalahkan suara adzan dari masjid.
“ Bangunlah kau ni..nak ngaji dak ??!! “ Ak Adi bertambah jahil berlari keluar sambil melempar guling ke badan Tria.
Tria seperti biasa menyeringai sebal kepada Ak Adi. Hidung dan bibir atasnya terangkat. Lucu sekali menatap Tria menyeringai seperti itu. Turun dari tempat tidur beranjak kesumur mencuci muka.
Matahari menyemburatkan panasnya sebanyak mungkin ditengah hari. Teman-teman Tria sudah menunggu didepan rumah untuk berangkat mengaji. Tadi sepulang sekolah ntah kenapa kebayakan mikir nasehat Pak Haris disekolah Tria terlelap tidur. Biasanya jam segini Tria sudah stand by menunggu panggilan temannya.
“ tuh kan, Mak…dek Tria tuh penyu nian emang..wong laju lamo nunggu “ Ak Adi merayakan kemenangan karena hari ini bisa bebas main sampe sore. Ak adi yang sudah khatam mengaji seminggu yang lalu. Tak terlalu sering dijadwalkan mengaji di Masjid. Ya suka-suka dia mau ngaji atau gak. Toh dia juga bisa ngaji setiap subuh bareng Yek ( panggilan kakek ).
“ Assalamualaikum Mak !! “ Tria berteriak langsung lari.
Mak tersenyum menjawab salam. Bungsunya selalu begitu pamit langsung lari kalo lagi buru-buru.
Waktu sudah menunjukan jam satu siang. Buru-buru Tria dan teman-temannya berlari kemasjid. Kata Ustad Herman , muslim yang baik selalu bisa menhargai waktu.
Tria mulai  menbaca iqranya. Ustad akan mengetuk papan tulisnya itu tandanya mereka akan mengaji beramai-ramai mendakatinya. Kecuali yang sudah khatam seperti Ak Adi nanti ngajinya pas subuh pake mike lagi biar semua orang kampung dengar.
Hari semakin sore. Matahari beranjak turun kegiatan mengaji dimasjidpun telah usai. Tria bergegas pulang untuk menonton acara lagu anak-anak di TV yang dari kemarin dinantinya.
“ Aku lah meysi idola cilik sering menyanyi di televisi..na nana nannaa..lala lala..hey “
dengan lincah Tria mengikuti tarian dan sambil menyanyikan lagu idola cilik favoritnya.
“ haloo teman-teman jumpa lagi bersama saya Meysi di acara ci luk ba….” Droop sapaan Meysi di televise hilang ntah kemana.
Begitulah keadaan didesa kecil didaereh KayuAgung Ogan komering ilir, kerap kali tiap sore listrik mati ntah karena apa tanpa sebab. Padahal hujan angin tidak ada toh tidak mungkin kabel listrik terputus karena pohon tumbang. Tak jarang masyarakat didesa ini harus menaungi gelapnya malam tanpa penerang listrik. Masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani cepat terlelap mangarungi istirahat malam gelap seperti ini. Besok subuh mereka harus bangun sebelum ayam berkokok mendahuluin mereka bersiap-siap pergi ke sawah. Namun kegelapan itu tidak menghambat aktivitas mereka. Sebagian mereka ada yang harus mengais rejeki kala larutnya malam. Mereka lelaki perkasa yang rela keluar menghantam gelap mencari ikan disungai untuk memenenuhi kebutuhan keluarganya esok hari.
Tria yang berusia sembilan tahun punya kebiasaan yang beda dari anak-anak gadis seumurannya . Saat mendengar adzhan subuh ia langsung beranjak bangun mengikuti Mak untuk shalat subuh. Kemudian melanjutkan tidur lagi sembari menunggu hari menerang. Biasanya kalau ada Bak dirumah usai shalat subuh Tria selalu rutin mengaji sambil diajarin doa sehari-hari oleh Bak. Beda dengan Ak Adi yang lebih tua darinya tiga tahun tiap shalat subuh bisa ikut Yek kemasjid
Hari ini ini adalah hari minggu jadi Tria tidak bersekolah . Ak Adi yang dari tadi sibuk menyiapkan peralatan dan bekal yang akan dibawa untuk kegiatan pramukanya sungguh teliti. Satu persatu alat dan bekal ia masukan kedalam tas ranselnya. Ini sudah pertengan tahun ak Adi masuk SMP. Jadi kegiatanya sudah banyak beda dengan Tria yang beru kelas empat SD kegiatannya cuma sekolah, ngaji terus main.
Mak sehari-hari bekerja menjahit , dan membordir pakaian pesanan tetangga. Bak harus mencari uang di Bangka membuka kios minyak diperairan pantai nelayan disana dan pulang kerumah dua minggu sekali. Kemudian pulang kerumah selama satu minggu , sebelum balik lagi ke Bangka.
Yek yang sudah lanjut usia dulunya pernah mengajar ngaji kini cuma berdiam saja dirumah, dan kadang-kadang suka ngajarin Tria dan Ak Adi ngaji juga dirumah. Sekarang pengajian itu sudah dialihkan denga ustad Rahman yang juga keponakan jauhnya.
Tria sibungsu tapi bentar lagi kayaknya sapan bungsunya bakal tergeser dengan adiknya yang tengah dikandung Mak. Kata mak dedeknya akan lahir sekitar empet bulan lagi. Tria berwajah menggemaskan  sungguh tak terlihat seperti anak kampung badanya mulus putih bersih . Rambutnya yang selalu wangi hitam panjang. Bagaimana tidak mak yang sangat perhatian dengan Tria sangat teliti mengurus anak perempuan satu-satunya itu. Tiap habis mandi mak selalu menaburi bedak keseluruh badan Tria dan rambutnya yang panjang selalu disisirin dan diikat mak biar tidak kusut. Kadang Tria juga ikut Mak pake masker wajah alami dari timun. Mak emang suka berdandan dan kelihatan cantik jadi wajar saja kalau bak dulu terpikat olehnya.
Tria terlihat sangat amat beda ia terlihat sangat lucu. Begitu ditanya cita-cita Tria langsung menjawab jadi artis. Mak pernah bilang dulu pas umur empat tahun Tria mau dimasukin sekolah Taman kanak-kanak dipalembang biar bisa ngasa bakat Tria. tapi entah kenapa rencana Bak sama Mak yang mau pindah rumah kepalembang tidak jadi. Karena keadaan dan fasilitas didesa kurang memadai bahkan sekolah Taman Kanak-kanak pun belum ada jadi Tria langsung lompat masuk SD.
Disekolah Tria menjadi murid kesayangan guru, badannya yang mungil tampak seperti boneka Susan. Gemar bertanya dan suka tampil kedepan kelas buat menyanyi dan menari , maka tak heran guru-guru disekolahnya menyapanya dengan sebutan boneka Susan.
                                                                        ***
Tahun 2002
Tak terasa sudah enam tahun Tria menuntun ilmu di SD N 1 Muara Batun Oki, tinggal satu hari lagi ia akan menghadapi ujian nasional. Tria yang dari tadi terlelap usai belajar terbangun. Ia mendengar ada yang menangis diruang depan. Ia melihat Mak sedang menangis. Mak yang tertunduk diatas sejadah . ia tidak tahu apa yang terjadi pada Mak. Ia ikut menangis seolah-olah merasakan apa yang sedang Mak alami. Tahajud mak malam ini membuat Tria mengerti akan suatu hal . Ia memutuskan untuk sungguh-sungguh belajar menjadi anak yang soleha.
Hari berjalan tanpa terasa . kelulusan sekolahpun tiba. Tria yang mempunyai cita-cita yang tinggi memutuskan untuk melanjutkan sekolah tingkat pertama. Meskipun sebagian besar teman perempuannya memilih untuk dirumah saja membantu orang tua mereka ke sawah tanpa memikirkan sekolah lagi.
Di sekolah tingkat pertamanya Tria belajar dengan sungguh-sungguh tetap menjadi anak yang hobi bertanya ia bertekad harus mendapatkan beasiswa agar Mak dan Bak tak repot memikirkan biaya sekolahnya. Ia tak mau adiknya yang baru berusia tiga tahun harus kekurangan gizi seperti anak-anak didaerah Papua yang mengalami gizi buruk . Jadi uang biaya sekolahnya bisa digunakan untuk membeli susu buat adik kecilnya.
Usaha bak di Bangka tak seramai dulu lagi. Bak mengalami kerugian lantaran harus menutupi hutang rekannya yang menipunya. Ntah apalah masalahnya Tria tak mengerti.
Dan karena masalah itu pula Ak Adi harus mengeyam pendidikan hanya sebatas tingkat SMA. Ak Adi harus turut Bak ke Bangka mengurus usaha disana. Meskipun berada jauh disana Ak Adi tetap memberi dukung kepada Tria untuk tetap semangat belajar.
Ujian semester awalpun usai . saatnya pembagian raport. Tria yang dari tadi menunggu pengumuman juara sekolah tampak gugup penasaran. Mengingat semester lalu ia dikalahkan siwa lain nyaris tergeser tidak mendapatkan bea siswa. Tahun ini ia berharap mendapatkan itu kembali.
Seluruh siswa bekumpul dilapangan sekolah. Masing-masing mereka menampakan ekspresi yang berbeda-beda. Pak Ali berdiri diatas podium sekolah sudah siap membacakan nama-nama juara kelas dan juara umum sekolah.
“ Selamat siang anak-anak !!! hari ini adalah saat yang ditunggu-tunggu. Dimana kalian akan mendapatkan hasil belajar kalian selama semester ini. Bapak akan membacakan juara-juara dari tiap kelas . “
“ Ya Allah semoga Tria semester ini menjadi juara umum lagi. Bisa mendapatkan bea siswa lagi “ sekejap doa pelan dari hati terdalam Tria tengah mendengarkan nama-nama juara kelas yang dibacakan pak Ali.
Juara-juara dari kelas tiga dan dua sudah usai dibacakan.
“ untuk kelas satu juara umumnya adalah Tria Aprilia Putri dengan jumlah nilai DELAPAN PULUH EMPAT “
Alhamdulilah akhirnya Tria menjadi juara lagi. Mak, Bak dan Ak Adi pasti senang.
Setibanya dirumah Tria yang bermaksud memamerkan nilai raportnya kepada Mak dan Bak harus mengurungkan niatnya itu. Diruang tamu sayup-sayup ia mendengar keributan . Bak yang tengah adu mulut dengan lelaki sebayanya sambil memperlihatkan selembar kertas kepada Bak. Mak yang berada disamping Bak tampak sembab seperti menangis.
“ ia pak kami minta tempo waktunya untuk mengembalikan uang itu semua. Mohon jangan disita kios kami. Kalau bapak menyitanya kami tidak ada mata pencaharian lagi. “ suara mak tampak sumbang menggetarkan hati Tria saat mendengarnya.
                                                                        ***
Tahun 2005
Tahun terakhir Tria di sekolah SMP. Tinggal satu bulan lagi ia akan menerima kelulusan sekolah. Teman-teman sekolahnya sudah sibuk membicarakan rencana mau meneruskan sekolah kemana nanti. Tak terkecuali dengan Tria ia juga mempunya rencana meneruskan sekolah lagi.
“ eh Tria kau nak nyambong sekolah kemano  abis tamat ini ? “ Tanya Dina salah satu teman Tria
“ Apo ?? belum tau Din rayon sekolah kito kan cuma sikok dikecamatan ini. Sedangke SMP dikecamatan kito ni ado empat SMP. Kalu susah gek kito masok “ jawab Tria
Dina pun terdiam seakan menghayati pembicaran mereka tadi.
Tria mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah ke Palembang. Di Palembang sekolahnya lebih maju, fasilitas sekolahnya lebih memadai banyak pilihan ekskul dan tempat-tempat bimbel dan Les. dketimbang di desa tempatnya masih banyak kurang bahkan internet pun belum masuk. Pikirnya sekolah dikota pasti lebih enak bisa les bahasa inggris dan menjelajahi dunia luar melalui internet dengan mudah dan ia pun bisa ikut lomba-lomba fashion . Inilah saatnya Tria harus mulai menggapai cita-cita dan ngwujudi mimpinya. Apalgi saat teringat peristiwa penagihan hutang dirumahnya beberapa tahun lalu. Tria bertekad untuk sukses menghasilkan uang yang banyak . Biar nanti bisa meringankan beban keluarganya. Dan membantu masyarakat yang sekitarnya yang membutuhkan seperti yang ia alami sekarang.
                                                                        ***
Keinginan Tria untuk bersekolah dikota disetujui kedua orang tuanya. Di Palembang Tria masuk disalah satu SMA favorit melalui tes terlebih dahulu. Disekolah ini ia sadar bahwa akan bersaing dengan anak-anak kota yang mungkin sebelumnya  pendidikan mereka lebih baik ketimbang dirinya . Tanpa pengawasan orang tua ia harus sebisa mungkin menjaga dan mengontrol diri dari kerasnya kehidupan kota. Dimasa remajanya ia harus hidup jauh dari orang tua merantau sebagai anak kost. meskipun hal itu tak lumrah bagi anak SMA.
SMA adalah masa yang indah disinilah Tria mulai mengenal cinta,memiliki banyak teman dengan pergaulan yang semakin modern mengikuti arus global. Semua yang diimpikan dan diinginkannya mulai trecapai satu persatu. Ia sangat senang dengan kehidupan barunya sekarang . Ia mengikuti banyak kegiatan ekskul dan beberapa ajang lomba fashion show sudah diikutinya.
Di sekolah Tria sangat populer banyak teman-teman cowok dan kakak kelas yang menyukainya. Sampai suatu hari diam-diam ada yang mengaguminya dan menyatakan cinta padanya.
Ia adalah Ariel anak kelas sepuluh empat. Kebetulan kelasnya bersebelahan dengan kelas Tria. Ariel termasuk salah satu anak yang tajir dikelas sepuluh. Bagaimana tidak dikelas sepuluh hanya dia yang ke sekolah membawa mobil. Namun itu semua tak bisa merebut hati Tria. Ia tak bergeming menanggapi Ariel.
Sampai suatu hari Ariel meminta bantuan Nyimas teman sekelas Tria sekaligus teman dekatnya untuk membujuk Tria menerima tembakan Ariel. Ia berharap nanti kalau Tria jadian dengan Ariel dia bakal dapat berbagai teraktiran mewah dari Ariel. Seperti yang dijanjikan Ariel akan membelikan kaos tim sepak bola ternama dengan harga super mahal.
“ Iak terimolah Ariel tuh..lumayan iak dio kan cowok kayo..agek kau biso dianter jemputnyo pake mobel..kan men kau jadian aku jugo untung..pacak nebeng “ Nyimas mulai membujuk Tria dengan getir
Namun Tria Cuma bisa geleng sembari menulis Absensi kelas. Dikelas sepuluh tiga Tria terpilih menjadi sekretaris kelas.
“ yah…ajulah iak..men kau dak galak jangan pulo diaguki bae Ariel tuh..cukup antar jemput kau bae..lagi pulo Ariel la janji samo aku men kamu jadian dio nak belike  aku kaos bola yang hargo limo ratus ribu.. “ Nyimas berusaha membujuk Tria lagi.
Kali ini Tria terhenti menulis . seakan tersentak dengan omongan Nyimas. Dia tau kalau Nyimas sangat ingin memiliki baju tim sepak bola itu. Sampai Nyimas rela tak jajan disekolah dan berjulan aksesoris Handpone mengumpulkan uang untuk membeli baju itu.
Nyimas menghela napas “ iyo apo Ariel janji cak itu ?? “
“ iyooo..Tria..sumpah na..kau tau kan aku pengen nian baju itu. Lagi pulo ini kan demi aku madak kau dak galak nyenengi hati kawan dewek “ Nyimas meyakinkan Tria
Tria menghela napas lagi “ iyoo sudah..demi kau aku terimo Ariel..tapi kau janji jangan omongi ke budak saekolah ini kalu aku jadian samo dio !!!! “
“ siiip kawan !! “ Nyimas merayakan kepuasan hatinya
Untuk merayakan hari jadiannya karena cintanya diterima Tria. Ariel mentraktir seluruh teman sekelas Tria dan seperti yang dijanjikannya Nyimas diberinya kaos bola yang harga super mahal.
Namun Tria tak bisa membohongi hati ia tak tertarik sama sekali dengan Ariel. Hubungan mereka tak berlangsung lama hanya terhitung satu minggu. Tria memutuskan Ariel. Ariel tak terima ia merasa dipermainkan Tria . begitupun dengan Nyimas dia menjauhi Tria karena kemewahan dari Ariel tak lagi ia dapatkan.
Tak lama putus dari Ariel Tria dikenalkan Santi teman sekelasnya dengan Kemas. Kemas cowok keren berbadan tinggi dan merupakan anak tim basket sekolah. Tak heran banyak anak perempuan sekolah yang menyukainya. Ternyata diam-diam dari dulu Tria sudah mengagumi Kemas jauh sebelum ia mengenal Ariel.
Semenjak kenal dan dekat dengan Kemas hari-hari Tria menjadi berbunga-bunga. Kemas sosok yang romantis selain jago basket dia juga pandai main gitar . Dan syair lagupun tercipta darinya untuk menyatakn cinta dengan Tria.
Tria tak dapat menolak cinta Kemas. Ia langsung luluh saat mendengar Kemas menyanyikan lagu untuknya. Inilah cowok yang diimpikannya sejak dulu. Merekapun resmi jadian.
Selama berpacaran dengan Kemas Tria lebih sering bolos bimbel, dan tugas sekolah pun sering keteteran. Tria terlalu sibuk dengan kehidupan barunya sampai dia melupakan suatu hal yaitu kehidupan keluarganya di desa . Ia jarang pulang bahkan tak pernah menghubungi keluarganya kecuali Mak yang rutin menelpon tiap minggu menanyakan kabar.
Sampai akhirnya Kemas beberapa kali terpegoki oleh Santi dan Cici jalan dengan cewek laen..awalnya mereka tak ingin cerita lantaran melihat Tria yang begitu bahagia saat ceritabersama Kemas melihat Tria yang begitu sayang dengan Kemas. Entah mengapa mereka akhirnya memberitahu Tria juga.

 “ Iak janjii kalu kami cerito kau tetep jadi Tria yang periang cak inilah..dak boleh nangis !!! “
“ aneh deeh..emang ngapo sih ..kok kamu beduo nyuruh aku dak boleh nangis segalo ?? “
“ Pokoknyo kau janji dulu baru kami cerito “
“ iyoo aku janjiiiiii..payo ceritolah !! “
“cak ini Iak kemaren kami jingok Kemas bonceng Devi budak kelas 10-1..trus la berapo hari lalu pas ultah Ari..Cici jugo jingok Kemas gandengan samo cewek..caknyo bukan budak sekolah kito “
“ iyo..kemren dio jugo nanyo Yuni  temen SMP kami dulu..kalo dak salah itu mantanyo Kemas ‘’ Cici menambahkan penjelasan

Dengan hati gemetar..masih belum yakin dengan omongan kedua  temannya..Tria langsung lari menuju kelas Kemas. Betapa kagetnya Tria..dari jejauhan dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan Kemas tengah berduaan dengan Devii..saat itu pula  Tria langsung mutusin Kemas..namun tanpa banyak bicara Kemas menerima begitu saja keputusan Tria.

Sakiiiiiit..serasa di bom atom..hati Tria hancur. ia tak kuat menahan desakan di dadanya..aliran air mata mulai menetes..orang yang selama ini ia puja, ia banggain..ternyata begitu jahat..sangat jahat..tak punya perasaan..cowok playboy.

Saat itulah Tria sadar ternyata Harta dan Fisik tidak menjamin kebahagian dalam menjalin hubungan.
Cowok tajir belum tentu memenuhi kriteria kita..cowok ganteng belum tentu setia.
Dibukanya buku hariannya masih tersimpan kata-kata motivasi dari Pak Haris Guru SD nya dulu. Kata-kata itu sempat terpendam tak terhiraukan olehnya. Kini Tria harus menanggung akibat dari keterabaiaannya itu. Dia sadar diumurnya yang sekarang belum pantas untuk menjalin hubungan yang namanya pacaran. Masih banyak hal lain yang lebih penting  harus dilakukannya. Dia harus focus dengan tugasnya sebagai siswa yaitu belajar, berkarya dan berkreasi demi masa depan. Untuk itu dia lebih mendekatkan diri dengan tuhan dan keluarganya. Sungguh pengalaman yang berharga bagi Tria.

THE END